Pada Februari 2025, pasar kripto kembali mengalami penurunan yang signifikan, dan Bitcoin (BTC) tak luput dari dampak tersebut.
Penurunan harga Bitcoin yang tajam dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah peretasan besar yang menimpa platform perdagangan kripto Bybit.
Selain itu, ketidakpastian ekonomi yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah AS juga turut memperburuk situasi. Artikel ini akan membahas bagaimana peretasan Bybit dan faktor ekonomi AS memengaruhi harga Bitcoin, serta apakah ada peluang pemulihan di masa depan.
1. Peretasan Bybit: Dampaknya pada Harga Bitcoin
1.1 Peretasan Terbesar di Dunia Kripto
Pada Februari 2025, peretasan besar terjadi di Bybit, salah satu platform perdagangan kripto terbesar di dunia. Para peretas berhasil mencuri aset kripto senilai lebih dari $1,5 miliar, dengan sebagian besar aset yang dicuri adalah Ethereum.
Meskipun Bitcoin tidak menjadi target utama dalam peretasan ini, ketidakpastian yang ditimbulkan memengaruhi sentimen pasar secara keseluruhan, termasuk harga Bitcoin. Banyak investor yang khawatir tentang keamanan platform kripto, yang mengarah pada penurunan harga BTC.
Peretasan ini menjadi salah satu peristiwa penting yang mengguncang pasar kripto, karena semakin banyak orang yang meragukan stabilitas dan keamanan ekosistem kripto secara keseluruhan. Sebagai hasilnya, banyak investor mulai menarik aset mereka dari platform-platform besar, termasuk Bybit, yang menyebabkan tekanan penjualan di pasar.
1.2 Penurunan Kepercayaan pada Platform Kripto
Keamanan menjadi salah satu kekhawatiran utama bagi investor kripto. Peretasan besar seperti yang terjadi di Bybit memperburuk persepsi bahwa mata uang digital bisa sangat rentan terhadap ancaman keamanan.
Penurunan kepercayaan ini membuat beberapa investor ragu untuk mempertahankan atau membeli Bitcoin, yang pada gilirannya berkontribusi pada penurunan harga BTC.
2. Faktor Ekonomi AS: Ketidakpastian di Tengah Kebijakan Pemerintah
2.1 Kebijakan Ekonomi yang Mengkhawatirkan
Selain peretasan, ketidakpastian yang disebabkan oleh kebijakan pemerintah AS juga turut menekan harga Bitcoin.
Sejak pemerintahan Donald Trump pada Januari 2025, kebijakan terkait kripto dan pasar keuangan telah mengalami perubahan yang signifikan. Banyak pengamat ekonomi khawatir dengan arah kebijakan pemerintah yang dianggap kurang mendukung industri kripto, yang pada gilirannya memicu penurunan harga Bitcoin.
Kebijakan yang lebih ketat terhadap aset kripto, baik dalam bentuk regulasi yang lebih kuat atau pengenaan pajak yang lebih tinggi, dapat menyebabkan investor mengalihkan dananya ke aset yang lebih aman. Hal ini menambah volatilitas di pasar kripto dan menurunkan harga Bitcoin.
2.2 Kekhawatiran Terhadap Resiko Geopolitik
Selain kebijakan domestik, ketegangan geopolitik global juga dapat memengaruhi pasar kripto. Ketidakpastian politik dan ekonomi global sering kali membuat investor beralih ke aset yang lebih stabil, seperti emas atau mata uang fiat, yang menekan harga Bitcoin lebih lanjut.
3. Akankah Harga Bitcoin Pulih?
3.1 Optimisme Jangka Panjang dari Beberapa Analis
Meskipun harga Bitcoin saat ini sedang tertekan, beberapa analis tetap optimis bahwa harga Bitcoin akan pulih dalam jangka panjang.
Salah satu faktor yang mendukung optimisme ini adalah adopsi institusional yang semakin meningkat terhadap Bitcoin dan aset kripto lainnya. Beberapa perusahaan besar dan investor institusional terus membeli Bitcoin sebagai bagian dari portofolio investasi mereka, yang dapat memberikan dukungan terhadap harga Bitcoin di masa depan.
Selain itu, Bitcoin tetap menjadi aset yang terbatas jumlahnya (hanya ada 21 juta BTC), yang bisa mendorong harga naik seiring dengan meningkatnya permintaan dari pasar global.
3.2 Volatilitas dan Ketidakpastian
Namun, volatilitas pasar kripto tetap menjadi faktor yang harus diperhatikan. Bitcoin dan aset kripto lainnya terkenal dengan fluktuasi harga yang tajam, yang sering dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal, seperti perubahan regulasi, sentimen pasar, dan peristiwa besar seperti peretasan.
Oleh karena itu, meskipun ada potensi pemulihan, investor perlu berhati-hati dan siap menghadapi kemungkinan ketidakpastian lebih lanjut.