Millard Fillmore: Presiden Amerika Serikat ke-13

Millard Fillmore adalah Presiden Amerika Serikat yang menjabat sebagai Presiden ke-13 dari tahun 1850 hingga 1853. Meskipun masa kepresidenannya relatif singkat, Fillmore memainkan peran penting dalam beberapa peristiwa bersejarah yang terjadi selama masa jabatannya, termasuk isu-isu yang berkaitan dengan perbudakan dan hubungan antara negara-negara bagian utara dan selatan.

Latar Belakang dan Awal Karier

Millard Fillmore lahir pada 7 Januari 1800 di Kumings, New York, dalam keluarga petani miskin. Ia tidak menerima pendidikan formal yang banyak, namun berkat kecintaannya pada buku dan pembelajaran mandiri, ia berhasil melanjutkan studinya dan menjadi pengacara. Pada awal karier politiknya, Fillmore bergabung dengan Partai Whig dan terpilih menjadi anggota Dewan Perwakilan Rakyat pada tahun 1833.

Menjadi Wakil Presiden

Fillmore menjadi wakil presiden di bawah Presiden Zachary Taylor pada tahun 1849. Ketika Presiden Taylor meninggal mendadak pada tahun 1850, Fillmore menggantikan posisinya sebagai Presiden Amerika Serikat. Meskipun ia bukan pilihan utama, Fillmore menghadapi tantangan besar dalam memimpin negara yang sedang terbelah oleh perdebatan sengit mengenai perbudakan dan ekspansi wilayah.

Kebijakan dan Peranannya dalam Sejarah

Masa kepresidenan Fillmore ditandai dengan sejumlah kebijakan penting yang memengaruhi arah sejarah Amerika Serikat. Salah satu prestasi terbesarnya adalah Kompleks Kompromi 1850, yang bertujuan untuk menyelesaikan konflik antara negara bagian utara dan selatan mengenai perbudakan dan wilayah baru.

Kompromi 1850

Salah satu pencapaian terbesar Fillmore adalah menandatangani Kompromi 1850, yang dirancang untuk mengurangi ketegangan antara negara bagian yang mendukung perbudakan dan yang menentangnya. Kompromi ini mencakup beberapa undang-undang, termasuk Undang-Undang Pelarian Budak yang kontroversial, yang memaksa negara bagian utara untuk menyerahkan budak yang melarikan diri kembali ke pemiliknya. Meskipun bertujuan untuk menjaga perdamaian, kebijakan ini memperburuk ketegangan antar negara bagian.

Kebijakan Luar Negeri

Fillmore juga terkenal karena kebijakan luar negeri yang signifikan, terutama membuka hubungan diplomatik dengan Jepang. Pada tahun 1853, ia mengirim komodor Matthew Perry untuk membuka perdagangan antara Jepang dan Amerika Serikat melalui Perjanjian Kanagawa, yang menandai awal dari hubungan diplomatik antara kedua negara.

Akhir Kepresidenan dan Warisan

Setelah masa kepresidenannya berakhir pada 1853, Fillmore kembali ke kehidupan pribadi dan berusaha untuk tetap terlibat dalam politik. Ia mencalonkan diri lagi pada 1856 sebagai kandidat Partai Know-Nothing, namun gagal. Meskipun masa kepresidenannya tidak banyak dikenang dengan cara yang sama seperti beberapa presiden lainnya, Fillmore tetap diingat atas usahanya untuk meredakan ketegangan perbudakan dan membuka hubungan luar negeri yang penting.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *